Sejujurnya aku mengenal Dyslexia itu sejak menonton sebuah Film yang menceritakan seorang anak yang mengalami Dyslexia dan semua orang-orang tua seperti nenek kakek tante om dan orang orang disekitarnya membawanya ke dokter, ke dukun, paranormal, bahkan ke pengobatan tradisional.
Hingga anak ini dan Ibunya melewati banyak hal sampai pada akhirnya Ibunya pun menemukan bahwa anaknya ini hanya butuh perhatian extra darinya. Perhatian dan ketelatenan orang tuanya dan orang orang sekitar mengerti apa yang dirasakan.
Dan aku baru percaya banget bahwa peran orang tua diperlukan lebih ekstra untuk anak anak yang mengalami Dyslexia saat mengikuti cerita kehidupan seorang artis Indonesia yang anaknya mengalami dyslexia.
artis ini dengan pasangannya hingga membuat sebuah cara dengan mengubah barang atau benda benda sekitar menjadi huruf, tujuannya agar anaknya bisa membaca dan menulis dengan baik. Alhasil anak ini bisa meraih prestasi dan bahkan menjadi murid terbaik di sekolahnya.
Namun sayangnya di Indonesia apalagi di kampung atau daerah, Dyslexia masih belum banyak dipahami masyarakat. Apalagi kalau orang orang kolot, mereka hanya menganggap anak ini rusuh, nakal, bodoh dan lain lain.
Akupun mulai resah saat punya keponakan yang sudah seharusnya kelas bisa menulis dan membaca, tapi dia belum bisa sama sekali. Sampai pada akhirnya sama bundanya di lesin privat sama seorang guru. Di awal pertemuan si guru bilang untuk perpertemuan biayanya segini ia sebutkan. Tapi beberapa hari kemudian si guru menaikkan harganya. Nampaknya guru ini mulai kuwalahan.
Dari situ lalu aku mulai mencari tau arti Dyslexia secara luas dan ciri-cirinya serta apa yang harus dilakukan orangtuanya.
Dan gayung inipun bersambut, beberapa waktu lalu aku merasa sangat beruntung bisa mendapatkan kesempatan mengikuti sebuah webinar yang aku rasa it's more than webinar tapi ini tu kek semacam ajang diskusi, curhat ngobrol bareng soal Dyslexia.
Dan ini ngobrolnya engga sama sembarang orang, namun langsung dengan pakarnya yang kehidupannya full of Dyslexia Life. Gak tanggung tanggung beliau ini pakar yang sudah menekuni bidang dyslexia ini kurang lebih hampir 11 tahun.
Bulan Ayu. IG: www.instagram.com/bulanayu_dyslexia
Beliau adalah Bulan Poerbo Ayu, tinggal di Malaysia . Satu - satunya perempuan di Malaysia yang bekerja mendidik ,mengajar anak anak penderita Dyslexia. Ya Tuhan semoga kau kirimkan Bulan-bulan lainnya di Indonesia, harapku kemudian.
Dan cerita dia itu bener bener seperti, ini tu sudah di gariskan untuknya menyelami kehidupan Dyslexia. Jadi yang paling menarik itu, Bulan Poerbo Ayu ini tak menyadari bahwa ternyata dirinya sendiri mengalami Dyslexia. Jadi selama ini selama dia sudah sekolah bertahun tahun itu dia engga sadar dirinya adalah seorang Dyslexic.
Sampe pada suatu hari Bulan Ayu ini dikenalin sama temennya sama orang Malaysia namanya Jaldeen, beliau ini seorang pakar juga di Malaysia yang sudah menciptakan "assesment tools" untuk mengenal pasti dyslexia. mereka saling mengenal dan pacaran sampai pada akhirnya menikah.
Nah karena Mr.Jaldeen seorang pakar, maka ia tau sebenarnya apa yang dialami Bulan Ayu, tapi Mr. Jaldeen gak pernah ngomong apapun kepada Bulan Ayu tentang ciri-ciri Dyslexia yang muncul dalam diri Bulan.
Mungkin waktu itu Mr. Jaldeen merasa ennga enak ngomongnya, atau kalau ngomong taku salah paham takut putus dan lain lain. Hingga sampai setelah menikah perlahan lahan Mr. Jaldeen memberitau Bulan tentang ciri ciri yang ia lihat pada diri Bulan.
Suami Bulan Ayu dan Mertuanya |
Mr. Jaldeen perlahan mulai menerangkan mengapa Bulan Ayu susah mengeja, pintar berbicara tapi susah menulis yang dimaksud. Susah menghitung dan tidak suka dengan kalimat panjang, susah mengingat hal hal kecil sehingga mereka sering salah faham dan banyak lagi ciri lainnya.
Lalu Bulan pun mulai berfikir dan flasback, oiya yah. Dulu waktu ia sekolah begini dan begitu. Namun, Mr. Jaldeen memberi tau Bulan bahwa Bulan ini adalah sekian persen anak dyslexia yang sangat sukses dan berhasil. Gimana engga dengan segala masalah yang ia alami Bulan sukses meraih gelar SE., SH., MH.,…kebanyakan dyslexic akan gagal dalam pendidikan dan akan ada masalah emotional dan psychology. Ternyata, dyslexic tidak BODOH dan bisa sukses kok.
Sampai akhinya Bulan mendalami ini dan mengikuti saran mertuanya untuk menjadi guru di Pusat Dyslexia yang didirikan oleh mertua saya Puan Sariah Amirin. Dari sana lah Bukan dyslexia dan memperlajari dari “Ibu Dyslexia Malaysia” dan juga suami tentang Dyslexia. Bulan belajar bagaimana cara membimbing anak-anak dyslexia untuk memahami masalah mereka dan bagaimana mengajarkan mereka mengerti apa yang dialami dan bisa sukses di sekolan mainstream.
Memang tidak mudah tapi Bulan terus belajar, seperti memperhatikan “mood” pelajar, bagaimana sabar menghadapi anak anak saat belajar. Dan rasanya Bulan seperti bercermin pada masa kecilya dulu saat kesusahan dalam belajar. Tapi ada rasa puas juga saat ia bisa membantu mengatasi kelemahan anak anak dyslexia.
Bulan Ayu juga aktif dalam program awareness dyslexia, mulai dari Johor, ke Melaka, ke Port Dickson, ke Ipoh, Penang, Langkawi, Kota Bharu, Kuantan, sampai ke Sabah dan Sarawak untuk menjalani program-program awareness dyslexia dan juga cara penanganannya.
Dan Ya Allah cerita mengharukan lagi tu, saat Bulan Ayu Dyslexia dikaruniai anak, dan ternyata anaknya juga mengalami Dyscalculia, dia mengalami kesulitan dalam berhitung, mengenal angka dan nilai. Tapi Bulan tak putus asa, pasti bisa lebih baik. Dan sampai akhirnya anaknyapun bisa mengatasi Dyscalculia nya lalu mampu memasuki sekolahan ternama di Malaysia. Hal yang membanggakan anak Dyscalculia bisa masuk sekolah terkenal.
Nah soal Dyslexia ini di Indonesia belum banyak yang tahu apa itu Dyslexia, bagaimana penanganannya dan sampai kapan bisa sembuh seperti orang normal lainnya.
Bahasa umum untuk dyslexia adalah anak anak yang mengalami masalah pembelajaran. Tidak paham urutan angka, tidak paham urutan huruf , susah konsentrasi, susah membaca dll.
Nah di Malaysia sudah ada sekolah sekolah penanganan Dyslexia ini. Mereka diajarkan sesuai tools yang telah dipatenkan oleh suami Bulan Ayu bernama Jaldeen Mohd Ali.
Selain itu, ibu mertua Bulan Ayu juga mempunyai andil penanganan Dyslexia di Malaysia , menjadi pelopor Dyslexia Malaysia , berjuang agar anak2 Penderita Dyslexia dari taman kanak kanak hingga universitas untuk memperhatikan, memberikan beasiswa kepada anak penderita Dyslexia.
Sekarang Bulan Ayu yang masih berkewarganegaraan Indonesia menjabat sebagai Director dan Program Director Dyslexia Genius Malaysia. Sebuah lembaga khusus penanganan anak anak Dyslexia. DYSLEXIA GENIUS Sdn Bhd MALAYSIA
Nah buat teman-teman yang juga ingin mengetahui lebih tentang Dyslexia catat tanggalnya nih buat ikutan webinar nanti.
Semoga bermanfaat
#Dyslexia
#BulanAyuDyslexia
#BulanBaktiDyslexia
#DyslexiaGeniusSdnBhdMalaysia
# PTBid Program