Berbicara tentang motor, jadi teringat betapa susahnya
mendapatkan pekerjaan yang saya idam-idamkan
sejak dahulu kala, hanya karena tidak
punya motor. Yup, kuliah saya di prodi Komunikasi membuat saya bercita-cita menjadi wartawan atau reporter di sebuah media, baik televisi, radio ataupun cetak. Kesukaan saya menulis,
bertemu dengan orang-orang penting dan segala sesuatu yang menantang itulah
yang membuat ku benar benar nafsu menjadi wartawan.
Tapi apa daya tangan tak sampai, saya tak memiliki motor ataupun kendaraan
lainnya, lalu bagaimana saya akan pergi meliput kesana kemari, hingga akhirnya saya lanjutkan dan
tekuni bidang yang juga saya sukai dan
masih saya geluti yaitu di Radio. Pikiran
saya kalau jadi penyiar kan tidak harus punya sepeda motor, tapi ternyata salah.
Sejak kuliah semester III saya sudah mulai melamar hampir diseluruh stasiun radio yang
ada di Yogyakarta, harapannya agar saya bisa kuliah sambil kerja jadi penyiar
dan bisa mendapatkan penghasilan agar tetap bisa lanjutkan kuliah. Setiap kali
saya mengikuti proses seleksi penyiar
dari tahap pertama hingga lolos ke tahap terakhir, pasti ada satu pertanyaan
yang di lontarkan oleh yang mewawancai saya.
“Ada motor?? Punya SIM?”
“Gak ada”
Dan setelah wawancara itulah, saya gagal dan tidak lolos untuk menjadi calon
penyiar. Kejadian seperti itu tidak terjadi hanya satu kali, bahkan
berkali-kali di radio yang berbeda, saya pun tak putus asa terus berusaha dan
selalu mengevaluasi apa kesalahan dan kekurangan saya, apa sebabnya saya selalu
lolos tapi setelah tahap terakhir wawancara selalu tidak diterima. Itu terjadi sejak tahun 2008-2010 entah tak terhitung kegagalan
saya dalam mendapatkan pekerjaan. Hingga pada semester terakhir ada sebuah
radio yang sudah dua kali saya pernah melamar disitu, kembali membuka lowongan
dan saya telah putus asa. Sahabat dekat
saya yang selalu mengantarkan saya kemanapun saya melamar kerja, dan selalu
bersama saat suka maupun duka, memaksa untuk mencobanya satu kali
lagi.
“ sudah… masukkan lamaran saja, lalu lupakan”
Lagi, saya mendapat pangilan tes seleksi hingga tahap
akhir, sebelum berangkat tes wawancara, sahabat saya berkata :
“nanti kalo ditanya punya motor atau tidak? Bilang saja PUNYA”
“lah, aku bohong dong nanti,??”
“motorku kan juga motormu”
"Kamu baik sekali terimakasih yaa.."
#terharuuu :-(
Satu Bulan kemudian, Saya diterima jadi penyiar!! Alhamdulillah kini 1 tahun sudah saya bekerja, setiap hari berangkat siaran menggunakan kendaraan milik sahabat saya, dan karena dia mengajar di sebuah kampus yang dekat dengan kosnya dia selalu berangkat jalan kaki (sedih sebenarnya tapi bagaimana lagi dia yang maksa). Setelah menabung kurang lebih 1 tahun dari gaji yang saya sisihkan, kemudian saya mulai berfikir untuk membeli motor dengan alasan agar tidak lagi pinjam dengan sahabat saya atau merepotkan dia lagi dan saya pun bisa bekerja dengan leluasa di setiap waktu. Karena menjadi penyiar yang kadang juga sering mendapatkan tugas sebagai reporter, waktu kerja saya tidaklah seperti orang kantoran. Bisa saja saya mendapatkan jadwal siaran dimana orang belum bangun tidur atau bahkan menjelang tidur. Walau panas, hujan deras dan badai menghadang saya harus tetap berangkat kerja. Pokoknya waktu kerja saya unpredictable deh.
Saya mulai hunting informasi
sepeda motor yang keren, cepat dan canggih.
Kira-kira apa ya?? Hehehe pede banget yah nyari motor kok yang sesempurna itu.
Yang harganya terjangkau tapi keren, cepat dan canggih, memang ada? Hmm saya
yakin kalau kita bersedia mengulik, mencari-cari pasti ada. Karena profesi saya
sebagai penyiar dan reporter, saya pun
harus mencari Sepeda motor yang kuat di segala kondisi. Bisa buat gaya, bisa
buat kerja cepat, buat santai saat jalan jalan dan juga nyaman.