Dimuat di harian Kedaulatan Rakyat.
Tanggal 19 April 2010.
Kolom DIGITAL

Jika ingin membaca veris online silakan klik di sini

Komik Online, Gartis
Kegemaran membaca komik tidak hanya pada anak-anak. Orang dewasa pun tak sedikit yang menjadi hobi. Bagi sebagian orang tua, sering kali kegemaran anak saat membaca komik dianggap tidak bermanfaat. Apalagi yang beranggapan membaca komik cuma membuat anak menjadi malas dan menurunkan minat untuk membaca buku pelajaran. Sepenuhnya hal ini tidak benar, menurut pakar psikolog Heny Supolo Sitepu menepis semua anggapan itu, komik tidak berbahaya dan tidak merusak minat baca anak-anak. Bahkan sebaliknya, komik dapat memperkaya kecerdasan visual serta mengembangkan daya imajinasi.

Di era serba digital, segala sesuatu dapat dilakukan secara online seperti belanja, bayar listrik, radio, game online tidak ketinggalan komik online. Kini para komikus (sebutan bagi penggemar komik) dapat membaca komik-komik favoritnya secara online dan gratis. Dengan bantuan layanan internet kita sudah bisa membaca komik-komik favorit pilihan yang diinginkan. Para komikus atau para maniak komik bisa membaca komik secara online di situs www.onemanga.com atau di http://mangacan.blogspot.com/.

Dimuat di harian Kedaulatan Rakyat.
Tanggal 29 Maret 2010.
Kolom DIGITAL
Jika ingin membaca koran versi online silakan klik di sini

DI Indonesia radio sudah banyak menjamur. Banyak anak muda kreatif yang lahir dari sebuah radio. Presenter dan orang-orang TV tak sedikit yang mengawali kesuksesan dari radio, produk yang terkenal juga berawal melalui iklan di radio, bahkan saat terjadi gempa dahsyat di Yogyakarta semua listrik padam dan hanya radiolah satu-satunya media informasi yang bisa kita gunakan.

Sejarah perkembangan radio ini sangat pesat. Tahun 1999 jumlah radio siaran swasta di Indonesia mencapai 915 stasiun. Sebelumnya hanya 670 stasiun. Memasuki tahun 2007, jumlah radio mencapai 1.700 stasiun. Di Yogyakarta sendiri semua kanal untuk radio komersial telah penuh terpakai, ini menunjukkan banyaknya radio yang ada di Yogyakarta dengan berbagai visi dan segmen pendengar serta program acara yang bervariatif. Pertumbuhan ini tidak lagi didorong faktor kemajuan teknologi, tetapi justru pertumbuhan bisnis radio yang makin melokal dan penerapan regulasi yang lebih longgar.