Ketika Cobaan Menghampiri Kami

By Farichatuljannah - 1:10 PM

Pasca operasi selasa lalu, bapakku menjadi tidak mau makan, setiap kali makan pasti balik muntah. Sebenarnya kata dokter kondisi kesehatannya sudah membaik dan kembali normal semua, namun yang menjadi masalah adalah malah tidak mau makan sama sekali, hingga akhirnya dokter memutuskan agar makannya melalui selang saja..... Tak terbayang olehku atas bawah semua menggunakan selang, pipisnya melalui. Selang dan makannya pun melalui selang.

Ya tuhan mendengar kabar itu rasanya aku ingin menggantikan rasa sakit yang dialami bapak padaku saja. Aku merasa menjadi anak yang tak berguna, rasanya aku ingin membenturkan kepalaku ditembok saja....


Mendengar jumlah biaya yang harus kami bayar juga bukan jumlah yang kecil.. Kakak2 ku sudah pasti melakukan apapun untuk bisa membayar dan melakukan apapun demi kesehatan bapak kami....

Sedang aku??? Bulan ini saja aku cuti, dan akhir bulan nanti aku tak akan mendapatkan gajiku... Tapi aku tak patah semangat untuk mendapatkan pekerjaan apapun yang lebih baik agar bisa membantu kakak-kakakku membiayai rumah sakit....

Kami tujuh bersaudara, tapi dari tujuh yang bisa diandalkan secara finansial hanya 4 orang... Karena pekerjaanku gajinya tak bisa buat apa apa, adikku masih kuliah dan belum berpenghasilan, kakak ku yang pertama suaminya hanya bekerja disebuah pabrik yang mungkin hanya cukup untuk kebutuhan anak-anaknya...

Tapi kami semua selalu berusa kuat, saling menguatkan dan saling mendukung..... Dan jika masalah menghampiri kami, kami kembali saling mengingatkan untuk lebih menata hati dan bersabar...

KETIKA PERSELISIHAN MEMANCING
Dalam kurun waktu sebulan bapak keluar masuk rumah sakit ada 3 kali. Perawatan pertama di rumah sakit PKU Muhammadiyah Cepu pada fase ini urusan biaya lancar dan tak ada kendala. Bapak diperbolehkan pulang, namun 2 hari kemudian bapak dibawa kerumah sakit yang lebih canggih dan lebih baik dokternya yaitu ke RS Aisiyah Bojonegoro Biayanya pun mulai bertambah besar, dan semua kakak-kakaku berusaha untuk segera melunasinya alhamdulillah Allah selalu memberikan jalannya masing-masing.
Nah, disinilah kemudian sedikit muncul sebuah konflik antara kakakku kedua dan kakaku yang ke 5.. Kakakku yang kedua hendak menyerahkan sejumlah uang namun ternyata pengambilan uang di ATM dibatasi , akhirnya sisa uang yang harus diambil masih tetap ia simpan di ATM dulu. Tapi kakaku yang kelima sudah emosi dan suudzon saja kok ngasih duite segini aja katanya jumlahnya segini, bla bla bla.. Untung kakak perempuanku yang no tiga bisa berusaha meredam emosi dan menjelaskan dg baik pada kakakku yang kelima itu....

IBU BUTUH PENGUAT
Penyakit yang diderita bapakku adalah diabetes, darah tinggi, punya asam urat, lambungnya jg ada masalah dan juga ginjalnya yang hampir kena membuat ibu harus begitu pintar memilih menu makanan. Ibuku bukan ibu-ibu sosialita, buka pula ibu yang sekolahnya tinggi tapi beliaulah malaikat kami semua yang selalu tau apa yang terbaik buat kami dan keluarga.

Namun, ketika bapak sakit ini, ibu sedikit judek (pusing) memikirkan menu masakan untuk bapak atau apa saja yang harus dimakan bapakku,,, bapak tak mau makan ini itu dan kadangkala ibu terpaksa memberi makanan yang ia suka seperti serabi, sayur lodeh dengan santen yang sangat bening,, nah disitulah (lagi-lagi) kakakku no 5 marah-marahin ibuku jangan dikasih makan ini itu dan sangat protektif sama bapakku. Padahal maksud ibuku supaya bapak perutnya terisi, mulutnya mengeyam sedikit rasa, toh bapak juga gak akan makan banyak.. Dan kakakku yang kelima ini terus bersikap protektif, ibu memang tidak akan marah balik tapi pasti ibu merasa nelangsa, masa iya ibu mau ngeracun bapak, gak mungkin kan??? Hingga suatu saat aku melihat ibu yang biasanya ceria dan melucu itu menangis didapur. Aku sendiri sudah sering menegurnya tapi kadang kadang kumat lagi kalo tidak diawasi... Dan aku ingin selalu disamping ibu dan menjaganya.

Setelah keluar dari rumah sakit yang kedua, bapak harus rajin kontrol ke beberapa dokter, nah saat kontrol ibu ingin aku dan kakakku perempuan no 3 yang menemaninya, pokoknya.. Beliau ingin ada aku dan mbakku karena ibu merasa ada yang dijak bicara, merasa ada yang mjd mediasi antara apa yg ingin ibuku sampaikan kepada dokter, ibu tak bisa bicara dg dokter ibu merasa malu krn tidak tau istilah2 medis. Kalo dengan kakakku yang kelima itu dia tak mau menjelaskan apa apa pada ibu.

Ibu adalah orang nomor satu yang selalu ada buat bapak... Beban yang ditanggungnya cukup berat. Dan ibu butuh anak-anak yang bisa mengertinya, bisa diajaknya bicara dan berdiskusi, bukan anak yang hanya menyudutkan ibu.. Dan kami berusaha saling menguatkan dan menjadi sahabat bagi ibu.

COBAAN DATANG LAGI
Kakak-kakaku yang sudah menikah tinggal dan kerjanya diluar kota semua, aku dan kakakku yg belum menikah juga diluar kota bahkan adikku juga kuliahnya diluar kota. Dirumah hanya ada bapak dan ibu. Ketika bapak sakit seperti saat ini kami semua bergantian menjaga dan menemani bapak ibu baik ketika sakit dirumah maupun dirumah sakit.

Nah saat bapakku dirawat dirumah sakit kedua semua anak-anak lakinya pulang menemani dan merawat bapak karena waktu itu yang dibutuhkan tenaga anak2 laki untuk membopong dan menggendong bapak jika ingin berdiri jalan entah ngapain saja. Kakak perempuanku juga pulang menamani ibuku, kala itu aku masih belum bisa pulang karena jadwal siaran yang harus aku tuntaskan hingga aku memutuskan cuti sebulan agar bisa menemani bapak dan ibu.

Tibalah waktu aku cuti dan bisa menemani ibuku dirumah, sayang sekali saat aku bisa pulang kakak iparku, suami dr mbakku yang ke tiga jatuh sakit makan mbakku harus balik ke rumahnya di jakarta..

Beberapa hari kemudian menjelang jadwal kontrol bapak yang kesekian kali sebelum dioperasi itu, mbakku yang dijakarta menelponku memintaku datang ke jakarta karena suaminya harus opname dirumah sakit, dua anaknya tak ada yang mengurus dan dia minta tolong aku ke jakarta.

Sesampai ku dijakarta, aku terus mengontrol kabar mengenai bapakku dari telpon, aku sering telpon adikku dan masku yang sedang merawat dan menemani bapak. Dan setelah kontrol bapak harus dirawat lagi dirumah sakit dan dijadwalkan harus operasi..

Aku dan mbakku yang dijakarta dari sini semua berdoa untuk kebaikan bapak. Namun selang satu hari pasca operasi bapakku (lagi-lagi) cobaan datang. Aku mendapatkan kabar dari kakakku yang menjaga bapak di rumah sakit kalau bapakku tidak bisa makan, hingga dokter memutuskan agar makannya diselang saja, ya Allah tak terbayang olehku betapa bapak sangat menderita...

Disisi lain mbakku yang suaminya diopname juga memberi kabar kalau suaminya harus operasi batu empedu, namun rumah sakit yang ia tempati sekarang tak bisa melakukaknnya sehingga mbakku harus mencari rumah sakit lain.

Ya Allah ya Allah ya Allah....
Semoga badai ini segera berlalu....




Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT




















  • Share:

You Might Also Like

4 comments

  1. Aamiin, semoga semua ujian ini bisa mak Icha dan keluarga jalani dan lewati dengan baik ya, mudah2an mak kuat dan sabar :)

    ReplyDelete
  2. Ikut sedih aku bacanya mbak icha..semoga bpk dan kakaknya segera diberi kesembuhan ya mbak..amin YRA

    ReplyDelete

Silakan komentar