Yups karena sejak pandemi aku memang sudah mulai merintis usaha dari rumah. Dan tentu saja aku ingin tau ilmu baru, wawasan baru bagaimana bisa bertahan dan menaikkan level usahaku.
Dan semoga tidak hanya bermanfaat buat aku tapi juga saudaraku dan lingkungan sekitarku yang membaca blog ini.
Pada webinar kemarin keynote speakernya adalah Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Beliau menyampaikan refleksi kinerja selama 2020 dan harapan bagi para pelaku koperasi dan UMKM agar dapat beradaptasi dan bertransformasi ke skala besar usaha yang lebih baik pada 2021.
Dan tau gak sih fakta menariknya adalah, UMKM dan kewirausahaan tetap menjadi kunci pemulihan ekonomi nasional selama mampu beradaptasi dan bertransformasi. Soalnya proporsi UMKM yang mendominasi populasi pelaku usaha di Indonesia hingga 99%.
Dalam webinar ini juga disampaikan apa saja yang dibutuhkan UMKM saat pandemi dan pemulihannya.
Beberapa kebutuhan UMKM saat pandemi adalah
1. Keuangan,
2. pendampingan dan konsultasi bisnis
3. Alat Produksi
Dan kebutuhan UMKM saat Pemulihan
1. Keuangan
2. Pendampingan dan konsultasi bisnis
3. Perizinan dan regulasi bisnis
Pandemi sudah berlangsung sejak maret 2020 yang artinya sudah 9 bulan lebih dan belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Untuk itu penting bagi pemerintah dan UMKM bersama sama mengambil langkah pasti agar UMKM segera pulih.
Dan beberapa upaya yang bisa dilakukan adalah
Konsolidasi.
Tergabung dalam klaster
Digitalisasi. Yang artinya tidak hanya pemasaran, tetapi juga produksi dan operasional bisa dilakukan digitalisasi.
Kreatif & Inovatif. Melakukan pembaharuan berdasarkan R&D
Basis Data Tunggal: Perbaikan database UMKM melalui SIDT-UMKM
Pengelolaan Terpadu: Transformasi UMKM dilakukan secara terpadu lintas stakeholders, berbasistimeline.
Bener sih di masa pandemi memang digitalilasi, kreatif dan inovatif berasa banget jadi kunci agar usaha kita bisa dikenal masyarakat. Karena saingan kita juga bertambah banyak. Yang awalnya pada usaha lain, pandemi banting setir jualan juga.
Apalagi kalau dari sisi modal kalah, gak kreatif. Yaaa ngalamat tergerus sama yang lain.
Faktanya tren ekonomi digital selama pandemi tumbuh positif. Ini bukti peluang baru di masa pandemi Covid-19, di mana Porsi Ekonomi Digital Indonesia adalah terbesar di Asia Tenggara.
Pada 2025, Google, mengestimasikan nilai transaksi ekonomi digital mencapai Rp1.826 triliun. Selain itu pada 2019, Bank Indonesia mencatat nilai transaksi ekonomi digital mencapai Rp265 triliun. Dengan ataupun tanpa pandemi, transformasi digital adalah keniscayaan.
Pak Menteri juga menyampaikan saat ini Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM mempunyai program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah memberikan stimulus sebesar Rp123,46 triliun kepada Koperasi dan UMKM agar tetap dapat bertahan di tengah pandemi Covid-19.
BanPres Produktif untuk Usaha Mikro (BPUM) juga telah diluncurkan dengan sasaran kepada 12 juta pelaku usaha mikro berupa hibah modal kerja sebesar Rp2,4 juta per orang telah tersalurkan 100% serta KUR Super Mikro untuk plafon di bawah Rp10 Juta dengan bunga 0%.
Adapun 4 pilar yang menjadi fondasi terobosan yang dilakukan oleh KemenkopUKM dalam rangka Adaptasi dan Transformasi KUMKM tahun 2021 antara lain:
Koperasi Modern,
Usaha Mikro (Sektor Informal ke Formal),
UKM masuk ke Rantai Pasok, dan
Transformasi Wirausaha Produktif.